Tentang Saya

My photo
Medan, North Sumatera, Indonesia

Tuesday, March 4, 2008

Sekali PLN Sampai Mati Tetap PLN (masak seh…….?, sampe kapan????)

Sekali PLN Sampai Mati Tetap PLN (masak seh…….?, sampe kapan????)
Memang PLN harus selalu hidup di negeri ini. Setiap hari harus kontraversi. Aku heran, pemerintah sekarang kan selalu menjual perusahaan negara yang merugi ke pihak lain, kenapa PT. PLN gak ikut djual ya? Diantara begitu banyak perusahaan negara, tinggal PLN sekarang yang masih “SANG MONOPOLI PELISTRIKAN”.
Dulu saat Telkom “merugi”, sahamnya dibagi ke umum. Lihat sekarang, dunia telekomunikasi berkembang saat pesat dengan persaingan yang sangat kompetitif. Kalo kita kurang puas dengan satu operator, tinggal copot kartu, dan ganti dengan yang lain.
Di bidang perminyakan, PT. PERTAMINA udah lama bersaing dengan penyedia minyak lain. Di Medan aja sudah ada 4 gerai Minyak Petronas yang bersaing dengan SPBU-nya Pertamina. Tentu dengan layanan yang langat lebih baik dari Pertamina. Apalagi beberapa saat lagi, subsidi minyak kendaraan pribadi akan dikurang lagi. Pasti tentang harga, gak jauh-jauh beda dengan PETRONAS. Lihat saja. Konsumen akan memilih beli bensin atau solar di PETRONAS, karena kepuasan pelayanan.
Perusahaan lain yang saya perhatikan makin sehat sejak dijual ke pihak lain adalah PTPN3, BUMN di bidang perkebunan. Termasuk salah satu BUMN yang sangat sehat sekarang.
Coba deh, Bapak-bapak pilihan rakyat, yang sekarang duduk di atas, tutup monopoli PT. PLN sebagai penyuplai listrik utama di negeri ini. Buka keran untuk pihak swasta berinvestasi, gak ada ruginya kok. Malah kita makin besar sebagai negara.
Polemik yang dimunculkan tidak akan pernah menjadi solusi terbaik untuk masalah listrik ini. Selasa malam di teve ada pembahasan tentang rencana pembangunan PLTN, tenaga nuklir, sebagai alternatif penambah daya jaringan listrik baru ditanah Jawa. Akh, sudah lah, Bapak-Bapak yang terhormat.. Yang sekolah tinggi-tinggi bukan Cuma Bapak-Bapak. Hampir semua rakyat Indonesia pintar, sekolahan, sudah merdeka alam pikirnya. Jangan menjajah darah daging sendiri. Ingatlah wahai, petinggi-petinggi, Anda dipilih oleh rakyat sendiri. Sangat mudah bagi rakyat untuk menjatuhkan Anda lagi. Tapi itu bukan pilihan bagus untuk kami, karena masalah masih tetap ada.

No comments: